Tuesday, August 16, 2011

Literatur Korea 1

Actually aku lagi tertarik dengan yang namanya literatur bahasa Korea, entah itu berupa puisi, prosa, ataupun legenda dan semacamnya. Dan, artikel yang satu ini cukup menarik.. We'll see..

Di jaman yang modern seperti sekarang ini, sangat sedikit yang namanya penyair Korea. Lebih dari 200 buku-buku syair diterbitkan setiap tahunnya dengan penjualan rata-rat 1000-2000 copy. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan tahun 1970 saat puisi berbahasa Korea terjual lebih dari satu juta copy.
Dunia persajakan Korea sama halnya dengan di Indonesia, memiliki banyak sejarah. Salah satunya dijelaskan dalam koleksi Korea klasik dengan judul “The Columbia Anthology of Traditional Korean Poetry'' yang diedit oleh Peter Lee dan dipublikasikan oleh Columbia University Press. Dari buku ini kita bisa menemukan hubungan erat antara sajak Korea dahulu dan sekarang. (Mungkin kalau di Indonesia, kita mengistilahkan dengan puisi lama dan modern). Dalam buku ini juga dibuktikan bahwa Orang-orang China kuno menggambarkan bangsa Korea sebagai 'orang yang senang menyanyi dan menari'. Tarian dan nyanyian itu ditampilkan dalam acara keagamaan bersama di musim semi dan gugur, sebagai penghormatan terhadap Tuhan dan ucapan terima kasih kepada bumi atas musim panen yang berjalan baik.
Kim Sejong dari dinasti abad ke 15 membuat hangul, alfabet bangsa Korea. Tetapi jauh sebelum alfabet Korea diumumkan, orang-orang Korea secara fonetik meminjam karakter China untuk membuat puisi dan lagu. Orang-orang Korea belajar menulis puisi mereka seperti yang dilakukan bangsa China. Orang Korea menyebut puisi itu sebagai Hansi.

Ada 4 bentuk syair tradisional Korea yang dikenal dengan hyangga (native song), Goryeo. sijo (current melodies), kasa (verses). Bentuk syair lain berupa tulisan singkat yang indah termasuk kyeonggi muncul di abad 14 dan 15, serta akchang pada abad ke 15. Keempat syair itu dibedakan berdasarkan dinasti, waktu, ritme, dan tema. Tetapi semuanya merefleksikan perasaan dan pemikiran orang Korea. Syair pertama Hyangga berupa antologi, “Song of Sodong” oleh raja Mu dari Baekje (600-641). Syair ini romantis, cerdas, membangkitkan rasa keingin tahuan. Dan pada abad ke-7, puisi ini digunakan sebagai “senjata” untuk menarik putri cantik dari kerajaan tetangga Silla. Raja Mu adalah Sodong, ia menyebar luaskan pusi ini dan membuat anak-anak Silla menyanyikannya. Dengan demikian lagu ini menjadi populer hingga ibukota dan istana negara. Putri Sonhwa pun tidak ada pilihan lain.

Princess Sonhwa,
After a secret affair,
Steals away at night,
With Sodong in her arms.

*translation
Putri Sonhwa
Setelah pertemuan rahasia
Dimalam hari (ia) diam-diam pergi
Dengan Sodong di tangannya

Untuk Georyo dicontohkan dengan “Song of Jeongup”. Lagu ini bercerita tentang istri seorang saudagar yang menanti suaminya kembali dengan selamat. Lagu ini berasal dari kota tua Jeongup di kerajaan Baekje, yang kemudian dinyanyikan oelh orang-orang Georyo.

O moon, rise high,
And shine far and wide.
Ogiya ogangdyori
Au tarongdiri
Are you at the marketplace?
Ah, may you not step onto wet ground.
Ogiya ahangdyori
Leave everything, whatever it is.
Ah, may darkness not overtake him.
Ogiya ogangdyori
Au tarongdiri
Lagu Georyo dicirikan dengan bagian refrain diulang-ulang, keaslian musik serta penyebaran melalui mulut ke mulut.
Sijo dan kasa (24 unit semantik syllable dari versi lirik Korea) dikembangkan di akhir kerajaan Geryo pada abad ke 14. Sijo menjadi lebih populer karena digunakan sebagai media untuk mengekspresikan perasaan manusia. Berikut adalah syair Sijo oleh Yoon Sundo dan Hwang Jhini

How many friends do I have? Count them:
Water and rock, pine and bamboo ―
The rising moon on the East Mountain.
How happy I am
When I welcome my five friends!
What else do I need
When I have five friends?

Yoon Sundo (1587-1671) adalah seorang penyair Sijo terbaik. Ia banyak membuat syair termasuk syair panjang berjudul “The Angler's Four Seasons”. Ia juga adalah orang pertama yang mengekspos keindahan bahasa Korea. Hwang Jini (1506-1544) menulis banyak puisi romantis. Puisinya sensual, metafora dan indah, bahkan untuk wanita dan pria di zaman modern (*Apakah Hwang Jini yang ini sama dengan yang di drama korea itu??? mungkin.. tapi untuk yang drama korea Hwang Jini aslinya di ambil dari sebuah novel fiksi Korea :) atau mungkin juga nama Hwang Jhini terinspirasi dari penyair ini )

I will break the back of this long, midwinter night, folding it double, cold beneath my spring quilt, that I may draw out the night, should my love returns.

(* sebenarnya pengen menerjemahkan yang bagian ini, tapi takut salah interpretasi. So, lebih baik aku biarkan apa adanya dalam bahasa Inggris).

Yup, itu sedikit mengenai dunia persajakan Korea. Tidak jauh berbeda dengan Bahasa Indonesia. Mungkin lain kali aku posting dengan aslinya (ada hangulnya), jadi bisa sekalian belajar.

Source:
http://www.koreatimes.co.kr/www/news/art/2008/05/244_23684.html
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/322406/Korean-literature/284740/Early-Choson-1392-1598
Translated by Haera1986
Related Post

No comments:

Post a Comment

close